Rabu, 16 Maret 2011

Membuat Ground Plane PCB Menggunakan Polygon Pada EAGLE

Pada saat membuat PCB, terdapat satu jalur istimewa yang disebut sebagai “Ground (GND)”, bagi penggemar elektronika tentu tidak asing dengan yang satu ini. Jalur ground biasanya dibuat lebih lebar dari jalur-jalur lainnya, atau bahkan dibuat seperti menutupi seluruh bagian PCB. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tahanan jenis dari pada jalur GND tersebut, mencegah gangguan yang disebabkan noise pada rangkaian frekuensi tinggi dan sebagainya.
groundplane-solid
polygonPada tutorial ini akan dipaparkan bagaimana membuat ground plane pada PCB menggunakan fungsi ‘Polygon’ pada EAGLE. Sebelum memulai tutorial ini ada baiknya Anda membaca artikel tutorial bagaimana Membuat Skema Rangkaian Elektronika Menggunakan EAGLE dan Menggambar PCB Menggunakan EAGLE, karena artikel-artikel tersebut merupakan dasar dari tutorial ini. Diasumsikan Anda telah membuat skema rangkaian seperti di bawah iniskema-rangkaian
Rangkaian di atas sama dengan rangkaian pada tutorial EAGLE sebelumnya, hanya saja ditambahkan beberapa MOUNT-PAD yang terhubung ke ground. MOUNT-PAD ini nanti-nya akan berfungsi sebagai lubang dudukan sekrup.
Ubah skema rangkaian di atas ke bentuk PCB sesuai dengan tutorial menggambar PCB sebelumnya, dan tempatkan posisi masing-masing MOUNT-PAD pada setiap pojok PCB, sehingga tampak seperti berikut ini.pcb-w-mountpad
Sekarang klik-kiri icon Polygon pada toolbar bagian kiri layar. Akan muncul sepuluh pengaturan Polygon pada toolbar bagian atas. Sepuluh pengaturan Polygon ini terdiri dari
layer Layer : Digunakan untuk menentukan layer (lapisan) yang akan digunakan oleh Polygon
bend-angle Bend Angle: Digunakan untuk menentukan sudut pada saat menggambar Polygon.
miter Miter : Digunakan untuk memperhalus bentuk sudut pada Polygon (Melingkar atau membentuk sudut 45˚).
width Width : Digunakan untuk menentukan lebar Polygon.
pour Pour : Digunakan untuk memberikan style (gaya) pada area Polygon, apakah Solid atau seperti Jaring (Hatch).
terminal Terminal : Digunakan untuk memberikan style (gaya) bentuk pada terminal/pad yang terhubung dengan Polygon.
orphan Orphan : Style pada area kosong Polygon.
isolate Isolate : Digunakan untuk menentukan jarak antara Polygon dengan jalur lainnya.
spacing Spacing : Ketika pilihan ‘Pour –> Hatch’ aktif maka Spacing digunakan untuk menentukan jarak interval jaring.
Rank : Digunakan untuk memberikan prioritas pada Polygon, ketika pada PCB terdapat lebih dari satu Polygon.
Sebelum menggambar Polygon, atur terlebih dahulu Width = 0,024, Pour Solid, Terminal On dan Isolate = 0,016. Kemudian buat Polygon yang mengitari rangkaian seperti tampak pada gambar berikut ini (Polygon pada gambar, terlihat berupa kotak dengan garis putus-putus).pcb-w-polygon
fitur-nameUntuk membuat Polygon terhubung dengan jalur ground, ubah nama jalur Polygon dengan menggunakan fungsi ‘Name’. Beri nama jalur Polygon dengan ‘GND’ (tanpa tanda kutip), dengan demikian jalur polygon menjadi terhubung dengan jalur ground.
Karena Polygon masih dalam mode Outline kita belum dapat melihat bentuk sebenarnya. Untuk menampilkan-nya ke mode ‘Real View’, klik-kiri icon ‘Ratnest’ pada toolbar sebelah kiri. Lihat hasilnya, Ya, sekarang PCB tampil dengan ground plane solid. Untuk mengembalikan ke mode Outline klik-kiri icon ‘Ripup’ pada toolbar sebelah kiri dan klik-kiri sekali lagi pada Polygon.groundplane-solid

Berikut ini contoh-contoh perbandingan polygon dengan pengaturan yang berbeda-beda.

Isolate

Disini diperlihatkan perbandingan jarak isolate polygon dengan jalur lain yakni 0.024 inch dengan 0.05 inch.perbandingan-isolate

Pour

Perbandingan Pour Polygon antara solid dengan hatch.perbandingan-pour
 Tips: Ground plane dengan Pour Hatch sangat membantu dalam pembuatan PCB menggunakan metode sablon printer laser, selain menghemat toner printer juga menghasilkan hasil cetak yang lebih baik jika dibandingkan dengan Pour Solid.

Terminal

Perbandingan style pada terminal/pad yang terhubung dengan Polygon.
perbandingan-terminal

Sumber Referensi

RANGKAIAN PEMBAGI TEGANGAN

Rangkaian Filter (Penyaring) Pasif

Rangkaian filter (rangkaian penyaring) merupakan rangkaian yang di desain hanya untuk memperbolehkan suatu frekuensi pada rentang tertentu memiliki nilai redaman (atenuasi) yang kecil (disebut sebagai ’Pass Band’), sedangkan pada rentang frekuensi lainnya memiliki nilai redaman yang sangat besar (disebut sebagai ’Attenuation Band’ atau ’Stop Band’).
Sebuah rangkaian filter bisa terdiri hanya dari komponen-komponen pasif dan biasa disebut sebagai rangkaian filter pasif (Passive Filter Network). Ada juga rangkaian filter yang menggunakan komponen-komponen aktif dan biasa disebut sebagai rangkaian filter aktif (Active Filter Network). Pada artikel ini hanya akan dibahas rangkaian filter pasif saja, sedangkan rangkaian filter aktif akan dibahas pada artikel tersendiri.

Rangkaian Low Pass Filter

Low pass filter merupakan rangkaian filter yang memberikan redaman sangat kecil pada frekuensi di bawah frekuensi cut-off (-3dB ) yang telah ditentukan, sedangkan frekuensi di atas frekuensi cut-off akan mendapatkan redaman yang sangat besar. Lebih sederhana-nya, hanya frekuensi rendah saja yang dapat melewati rangkaian filter ini.
Frekuensi Cut-Off adalah frekuensi keluaran yang amplitudo-nya turun 70,7% (-3dB) terhadap amplitudo frekuensi masukan-nya.
Rangkaian low pass filter dapat dibangun menggunakan dua jenis rangkaian dasar, yakni rangkaian low pass filter induktif dan rangkaian low pass filter kapasitif. Untuk rangkaian low pass filter induktif, rangkaian terdiri dari induktor (L1) dan beban (R1), seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini.
pasif-lpf-induktif
Kurva keluaran hasil simulasi elektronika dari rangkaian low pass filter induktif di atas diketahui bahwa frekuensi di atas frekuensi cut-off (-3dB) yakni di atas 32,94 Hz, mengalami atenuasi (redaman) yang sangat besar. Perlu diketahui bahwa reaktansi induktor meningkat seiring meningkat-nya frekuensi. Reaktansi yang semakin besar menyebabkan frekuensi tinggi tidak dapat melewati induktor untuk dapat mengalir ke beban.
Persamaan untuk menghitung frekuensi cut-off pada rangkaian low pass filter induktif adalah sebagai berikut:
persamaan-lpf-induktif
Keterangan:
Fc = Frekuensi cut-off (Hz)
RLoad = Resistansi (tahanan) beban (Ohm)
L = Induktansi (Henry/H)
p = 3,14
Contoh, diketahui R = 1k dan L = 5H, tentukan fc?

Jawab:

  • fc = RLoad / (2 . 3,14 . 5 )
  • fc = 1000 / 31,4
  • fc = 31.85 Hz
Jika rangkaian low pass filter induktif dibangun menggunakan sebuah induktor dan beban, lain hal-nya dengan rangkaian low pass filter kapasitif. Rangkaian low pass filter kapasitif dibangun menggunakan dua komponen utama yakni resistor (R1) dan kapasitor (C1). Berikut ini diperlihatkan gambar rangkaian dan kurva keluaran low pass filter kapasitif hasil simulasi elektronika.
pasif-lpf-kapasitif
Kapasitor (C1) pada rangkaian low pass filter akan memiliki reaktansi yang semakin rendah ketika frekuensi meninggi. Hal ini menyebabkan frekuensi yang berada di atas frekuensi cut-off langsung mengalir (bypass) ke ground, sedangkan frekuensi yang berada di bawah frekuensi cut-off akan mengalir ke beban (RLoad).
ilustrasi-lpf-kapasitif
Persamaan untuk menghitung frekuensi cut-off pada rangkaian low pass filter kapasitif adalah sebagai berikut:
persamaan-lpf-kapasitif
Keterangan:
Fc = Frekuensi cut-off (Hz)
R1 = Resistansi (Ohm)
C1 = Kapasitansi (Farad/F)
p = 3,14
Contoh, diketahui R1 = 1k dan C1 = 1uF, tentukan fc?

Jawab:

  • fc = 1 / (2 . 3,14 . 1000 . 1x10-6 )
  • fc = 1 / 0.00628
  • fc = 159.23 Hz
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh fc = 159,23 Hz mendekati dengan apa yang dihasilkan oleh hasil simulasi elektronika yakni fc = 160,88 Hz. Perlu diingat bahwa perhitungan di atas merupakan kondisi ideal suatu rangkaian low pass filter kapasitif (tanpa ada faktor eksternal), sedangkan hasil simulasi merupakan hasil yang mendekati kondisi sebenarnya.

Rangkaian High Pass Filter

High pass filter merupakan kebalikan dari low pass filter yakni rangkaian filter yang memberikan redaman sangat kecil pada frekuensi di atas frekuensi cut-off (-3dB ) yang telah ditentukan, sedangkan frekuensi di bawah frekuensi cut-off akan mendapatkan redaman yang sangat besar. Lebih sederhana-nya, hanya frekuensi tinggi saja yang dapat melewati rangkaian filter ini.
Seperti rangkaian low pass filter, high pass filter juga dapat dibangun menggunakan dua jenis rangkaian dasar, yakni rangkaian high pass filter induktif dan kapasitif. Untuk rangkaian high pass filter induktif, rangkaian terdiri dari resistor (R1), induktor (L1) dan beban, seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini.
pasif-hpf-induktif
Induktor akan memiliki reaktansi yang rendah ketika frekuensi juga rendah. Hal ini menyebabkan frekuensi rendah (di bawah frekuensi cut-off) akan mengalir (bypass) ke ground melalui induktor, sedangkan frekuensi tinggi (di atas frekuensi cut-off) akan terus mengalir ke beban.
Persamaan untuk menghitung frekuensi cut-off pada rangkaian high pass filter induktif adalah sebagai berikut:
persamaan-hpf-induktif
Untuk rangkaian high pass filter kapasitif dibangun oleh sebuah kapasitor yang disusun seri terhadap beban.pasif-hpf-kapasitif
Persamaan untuk menghitung frekuensi cut-off pada rangkaian high pass filter kapasitif sama seperti yang digunakan pada rangkaian low pass filter kapasitif yakni:persamaan-hpf-kapasitif

Rangkaian Band Pass Filter

Band pass filter merupakan rangkaian filter yang hanya memperbolehkan frekuensi dengan rentang (band) tertentu untuk dapat melewati-nya, dengan memberi redaman yang sangat besar pada frekuensi yang terlalu tinggi dan terlalu rendah. Pada dasarnya rangkaian band pass filter dibangun oleh low pass filter dan high pass filter yang disusun secara seri, sehingga rangkaian band pass filter memiliki dua frekuensi cut-off (fcH dan fcL).rangkaian-bpf-kapasitif
Pada rangkaian band pass filter di atas, R1 dan C1 bertindak sebagai low pass filter. C2 dan RLoad bertindak sebagai high pass filter. Hasil simulasi elektronika memperlihatkan kurva keluaran dari rangkaian band pass filter, dimana fcH = 194,19 Hz dan fcL = 13,02 Hz, sehingga bandwidth rangkaian adalah:
  • Bw = fcH – fcL 
  • Bw = 194,19 – 13,02 
  • Bw = 181,17 Hz.
Sama hal-nya seperti low pass dan high pass filter, band pass filter dapat dibangun menggunakan induktor.rangkaian-bpf-induktif
Walau pada rangkaian di atas urutan penempatan high pass filter (R1 dan L1) di urutan pertama dan diikuti oleh low pass filter (L2 dan R2), hal ini tidak mempengaruhi performa rangkaian.
Pada rangkaian band pass filter terdapat ‘frekuensi tengah’ atau ‘frekuensi resonansi’, dimana frekuensi tengah ini merupakan titik puncak penguatan (gain) keluaran diantara fcL dan fcH. Frekuensi tengah ini dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:persamaan-fr
Dimana:
fr = Frekuensi tengah (Hz)
fcH = frekuensi cut-off tinggi (Hz)
fcL = frekuensi cut-off rendah (Hz)
Contoh aplikasi penggunaan rangkaian pasif low pass, high pass dan band pass filter adalah pada rangkaian crossover sistem audio.aplikasi-filter
Penggunaan rangkaian filter pada crossover adalah untuk mendistribusikan daya sinyal audio secara efisien kepada masing-masing loudspeaker sesuai alokasi frekuensi-nya.

Rangkaian Band Stop Filter

Biasa dikenal juga sebagai rangkaian Band-Elimination, Band-Reject, atau Notch Filter. Rangkaian filter ini merupakan kebalikan dari band pass filter, dimana frekuensi pada rentang tertentu diberikan redaman yang sangat besar (blocking) dan memperbolehkan frekuensi di bawah dan di atas rentang tersebut untuk melewati-nya.
Rangkaian band stop filter juga disusun dari rangkaian low pass dan high pass filter, tetapi penyusunan-nya disusun secara paralel seperti tampak pada gambar berikut.rangkaian-bsf
Rangkaian band stop filter di atas juga dikenal sebagai “Twin-T” band stop filter, karena bentuk rangkaian-nya yang membentuk dua huruf ‘T”. Pada rangkaian di atas memiliki rasio perbandingan untuk menetapkan nilai pada masing-masing komponen-nya.
R1 = R2 = 2(R3)
C2 = C3 = 0,5(C1)
Berdasarkan pada rasio nilai komponen di atas, frekuensi stop (fstop merupakan frekuensi yang mendapatkan redaman maksimum) dari rangkaian Twin-T filter dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:persamaan-fstop
Contoh: Diketahui rangkaian Twin-T filter memiliki R3 = 100 Ohm dan C3 = 2uF tentukan frekuensi stop?

Jawab:

  • fstop = 1 / (4 . 3,14 . 100 . 2x10-6)
  • fstop = 1 / 2,5x10-3
  • fstop = 398,01 Hz
dan berikut kurva keluaran hasil simulasi rangkaian band stop filter (Twin-T filter).kurva-bsf
Kurva keluaran di atas memperlihatkan karakteristik dari rangkaian band stop filter, dimana antara titik frekuensi cut-off low (fcL) dan frekuensi cut-off high (fcH) mengalami redaman yang sangat besar, sehingga frekuensi dalam rentang tersebut tidak dapat melewati rangkaian. Sama hal-nya seperti band pass filter, band stop filter juga memiliki bandwidth.